Berita Detail

Serial Teori Arsitektur#3 Membahas Globalisasi dan Glokalisasi

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta menyelenggarakan Serial Teori Arsitektur#3 dengan judul  Ruang Budaya, Kota, dan Arsitektur dalam Konteks Globalisasi pada Selasa (14/10/2025). Pembahasan pada serial Teori Arsitektur#3 ini merupakan intisari dari buku yang diterbitkan tahun 2025 oleh  Dr. Ir. Ashadi, MSi, Dosen Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Diskusi ini berawal dari fenomena globalisasi secara umum, dan merambah pada bidang arsitektur secara khusus. Globalisasi dalam konteks arsitektur telah mengubah cara manusia dalam memahami ruang, tempat, dan kota. Dengan globalisasi, dan perkembangan teknologi menyebabkan ruang tidak lagi semata berkaitan dengan kehadiran secara fisik.  Perubahan yang terjadi dalam konteks globalisasi ini menuntut arsitektur adaptif terhadap dinamika global.

Dalam penjelasannya, Dr. Ashadi menyoroti dua arah besar globalisasi yaitu  homogenisasi nilai global dan munculnya glokalisasi (perpaduan kekuatan lokal dan global). Beliau menegaskan bahwa arsitektur kini berada dalam tekanan ekonomi global, di mana “bentuk mengikuti keuangan”, bukan lagi fungsi. Kota-kota berlomba menghadirkan bangunan generik yang bersifat universal, sehingga identitas lokal berisiko memudar.

Lebih lanjut Dr. Ashadi menjelaskan bahwa glokalisasi menjadi strategi penting untuk menjaga karakter lokal tanpa menolak pengaruh global. Arsitektur perlu merespon konteks budaya, iklim, dan identitas setempat, sambil tetap membuka ruang inovasi. Dalam konteks inilah peran pemerintah sangat dibutuhkan, terutama dalam kebijakan kota, industri kreatif, dan pengelolaan investasi agar pembangunan tidak hanya berorientasi citra global.

Selama 1 jam diskusi dibahas juga tentang pergeseran peran arsitektur dalam ekonomi global di mana bentuk lebih sering mengikuti modal (ekonomi). Sebagai Solusi konsep glokalisasi sebagai strategi untuk menjaga karakter lokal disatu sisi, dengan sisi lain tetap memberi respon dinamika global. 

Sebelum menutup presentasinya, Dr. Ashadi memberi contoh tentang pembangunan Sirkuit Mandalika yang menunjukkan bagaimana proyek dengan orientasi global dapat memberikan dampak ekonomi besar, tetapi tetap membutuhkan pengelolaan yang bijak dan berkelanjutan. Sebagai kalimat penutup diskusi, Dr. Ashadi menekankan bahwa glokalisasi adalah kunci menjaga ruang budaya dan arsitektur tetap relevan dalam arus global yang terus bergerak.