Bukan Praktik Sekali Lulus! Mahasiswa D3 TOAB FT UMJ Jalani Pelatihan QCC & Product Knowledge Batch 2 di PT NPH Tbk (23–25 Juni 2025)
Jakarta, 23–25 Juni 2025 — Komitmen Program Studi D3 Teknik Otomotif & Alat Berat Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FT UMJ) terhadap pendidikan vokasi berbasis industri kembali diwujudkan melalui kegiatan Pelatihan Product Knowledge dan Quay Container Crane (QCC) bekerja sama dengan PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PT NPH Tbk).
Kegiatan pada Batch 2 ini diikuti oleh 9 mahasiswa angkatan 2022, yang selama tiga hari dibekali pemahaman dan keterampilan langsung di lapangan terkait sistem kerja crane pelabuhan, standar operasional, dan budaya kerja industri pelabuhan.
Yang menarik, pelatihan ini juga menjadi ajang temu alumni. Hadir sebagai pembicara sekaligus motivator, Yusnufid—Manager PT NPH Tbk dan alumni Prodi D3 TOAB FT UMJ—menyampaikan apresiasi atas semangat mahasiswa dalam mengikuti pelatihan.
“Mahasiswa terlihat aktif, cepat tanggap, dan tidak ragu bertanya. Ini penting, karena dunia kerja tidak hanya membutuhkan tenaga, tapi juga sikap. Saya senang melihat semangat yang tumbuh dari kampus saya dulu, dan berharap pola pembinaan seperti ini terus dijaga,” ujar Yusnufid.
Pelatihan ini menjadi bagian dari program rutin tahunan yang dirancang untuk memastikan mahasiswa tidak hanya mengenal alat dari buku panduan, tetapi juga dari pengalaman langsung. Dengan terjun ke dunia industri, mahasiswa belajar memahami tantangan riil dan tuntutan profesionalisme sejak dini.
Salah satu peserta, Buyong Alfariz Siahaan, menyampaikan kesan positifnya terhadap pelatihan:
“Saya sangat bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini secara langsung. Kami belajar banyak, bukan hanya soal alat, tapi juga bagaimana sikap kerja, komunikasi, dan keselamatan itu jadi bagian penting dalam dunia industri. Terima kasih kepada PT NPH dan kampus yang terus membuka jalan bagi kami untuk belajar dari dunia nyata.”
Sebagai bentuk refleksi, kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa kompetensi mahasiswa vokasi tidak akan tumbuh maksimal jika hanya dibatasi oleh papan tulis, tugas tertulis, dan lembar UTS/UAS. Dunia kerja bergerak cepat, dan pendidikan vokasi dituntut untuk tidak tertinggal.
Karena pada akhirnya, dunia industri tidak pernah bertanya berapa nilai ujianmu—tapi seberapa siap kamu bekerja.