Berita Detail

Piknik Edukatif APIK 2024: Langkah Nyata Menuju Kesetaraan Gender di Indonesia"

Jurnalis : Imam Najib (Mahasiswa Teknik Informatika)


foto Bersama kader dan BPH imm, Dokumentasi syahda, pada 24 mei 2024

Jakarta- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta yaitu bidang Immawati dengan bangga mempersembahkan kegiatan Kajian Piknik (APIK) bertema "Pemberdayaan Perempuan dan Pencapaian Kesetaraan Gender di Indonesia". Acara ini berlangsung di Taman Literasi, yang menjadi tempat berkumpulnya para Immawan dan Immawati untuk mendiskusikan isu-isu penting terkait perempuan dan kesetaraan gender di Indonesia maupun di lingkungan pribadi.

Kegiatan dimulai pada pukul 14.00 WIB dengan suasana penuh antusiasme dari para peserta yang hadir. Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua Bidang Immawati, yang menekankan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan bangsa dan perlunya upaya berkelanjutan untuk mencapai kesetaraan gender.

 foto diskusi kader imm , dokumentasi syahda , pada tanggal 24 mei 2024

Narasumber yang diundang dalam acara ini merupakan ahli dan berpengalaman yang berkompeten di bidangnya. Mereka membahas berbagai topik, mulai dari sejarah perjuangan perempuan di Indonesia, tantangan yang masih dihadapi dalam mencapai kesetaraan gender, hingga langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan oleh individu dan para kader untuk memberdayakan perempuan.

Salah satu narasumber, Nur Ftimah Hasan, menyampaikan bahwa pemberdayaan perempuan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. "Kita semua harus berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesetaraan gender, dimulai dari keluarga, tempat kerja, hingga kebijakan nasional," ujarnya.

foto diskusil kader imm , dokumentasi syahda , pada tanggal 24 mei 2024

Acara ini juga diisi dengan diskusi interaktif, di mana peserta aktif bertanya dan berbagi pengalaman mereka terkait isu-isu kesetaraan gender. seperti Elsa seorang peserta “setelah ikut kegiatan kemarin, saya jadi punya pemikiran terbuka. Tentang bagaimana menyikapi deskriminasi tersebut, lebih intropeksi juga ke diri sendiri. Mengartikan kesetaraan gender dengan benar” ujarnya.

 Tidak hanya peserta dari immawati saja yang antusias, tetapi immawan juga ikut antusias dalam berdikusi terkait permasalahan kesetaraan gender contohnya khalid yang mengutarakan pendapatnya “Dari diskusi yang kami lakukan, menarik bahwa kita perlu memberikan lebih banyak ruang bagi perempuan untuk bersuara dan berkomitmen mencegah diskriminasi terhadap mereka. Ini penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, terutama di kampus”.


Baca Juga: IMM FT-UMJ Kunjungi Pameran Seni Butet Kartaredjasa