Berita Detail

Biografi Ibnu Firnas


Abbas bin Firnas dilahirkan pada abad ke-8,tepatnya di tahun 810 M.pada kawasan kekhalifahan Andalusia,Cordoba (kini dikenal dengan nama Spanyol). sama sama kita ketauhi,bahwa cordova atau Cordoba dahulunya merupakan pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.dikatakan juga bahwa Abbas kecil mempunyai rasa ingin tau yang tinggi dan selalu berkreasi melalui tangannya. ternyata,selain terkenal sebagai ilmuan dalam penerbangan,Abbas ibn Firnas ternyata juga seorang Insinyur,Dokter dan juga seorang penyair Arab. Ide Penemuan Pesawat pada awalnya terinspirasi dari seseorang yang bernama Armen Firman,kala itu Armen Firman sedang melakukan atraksi yang di saksikan oleh banyak orang,tepatnya pada tahun 852 M


Armen Firman melakukan atraksi terbangnya dengan berdiri diatas menara Masjid Agung Qurtuba,ia bersiap siap terbang dengan menggunakan alat yang terbuat dari kayu. ia mencoba melompat dari ketinggian menara dan sayangnya Rencana Armen tidak berjalan begitu baik,ia jatuh karena sayap yang dipakainya tidak bisa dikendalikan,namun untungnya ia hanya mengalami luka ringan karena jatuhnya armen ditahan oleh alat terbangnya. 


namun muncul pertanyaan,mengapa tidak armen firman saja yang menjadi penemu pesawat pertama?
jawabannya adalah karena praktek penerbangan armen ini lebih dikenal sebagai pencetus dibuatnya perasut. jadi perasut pertama kali dibuat karena insiden yang dialami oleh armen ini,ingat? kegagalan armen membuatnya jatuh,namun ia hanya luka ringan karena alat terbangnya menahan dan mengurangi kejatuhan armen, jadi armen lebih dikenal sebagai pencetus perasut pertama kali,bukan penemu pesawat. jadi karena atraksi armen tadi membuat Abbas bin firnas tertarik dalam mengembangkan dan mempelajari bagaimana manusia bisa tebang,ada pendapat lain yang mengatakan bahwa ide pembuatan pesawat berasal setelah Abbas membaca surat dalam Alquran,yaitu surat Al-Mulk
 "Tidaklah mereka memperhatikan burung burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya diatas mereka? tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih.Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu."
 
Kemudian Abbas mendalami dan mempelajari bagaimana agar bisa terbang di udara,ia dikatakan juga mempelajari bagaimana cara burung terbang,karena mengingat ide Abbas juga terinspirasi dari ayat Alquran. Ia mempelajari studi ilmiah tentang alat terbang armen firman,pada tahun 875 M,23 tahun setelah kejadian armen firman jatuh,abbas akhirnya membuat alat terbang berupa sayap,sayap tersebut terbuat dari bambu bambu berlapis kain sutra,sayap tersebut juga dijahit menggunakan bulu Elang,jika dilihat dari ilustrasinya,alat terbang Abbas Firnas ini sangat mirip dengan kerangka pesawat modern zaman sekarang.


Hebatnya lagi dari biografi penemu pesawat terbang ini,Abbas bin Firnas juga bisa mengendalikan pesawat buatannya,ia menambahkan tali pengikat agar bisa bergantung dan mengendalikan sayap tersebut. Sayap yang dibuat Abbas ini merupakan modifikasi dalam pengembangan sayap armen firman yang tidak bisa dikendalikan,sehingga membuat jatuh. Abbas bin firnas mulai mencoba mempraktekan Uji coba Pesawat terbangnya,Dia memilih tebing di perbukitan Arus Jabal sebagai tempat melompat,hebatnya,ia berhasil terbang mengudara selama 10 menit,penemuan abbas ini sangat menarik dan unik dimasa itu. karena ada manusia yang tidak hanya terbang seperti armen firman,tapi juga dapat mengendalikan sayapnya,Abbas berhasil terbang selama 10 menit dengan mengepakan sayap buatannya seperti burung,ke atas dan ke bawah. Namun,sepertinya sayap buatan Abbas ini juga belum sempurna,ia lupa menambahkan ekor sayap yang berguna untuk pengendali tambahan dan penghambat kecepatan ketika mendarat.


karena itu,Abbas tidak mendarat dengan selamat,ia juga jatuh menabrak tanah yang menyebabkan cedara dan luka berat di bagian punggungnya. Akibat cedera yang dialaminya,abbas tidak melakukan uji cobanya lagi,namun dia tetap berusaha mencari kekurangan alat terbangnya,terkhusus saat pendaratan,akhirnya abbas menyimpulkan bahwa ekor pesawat atau ekor sayap juga mempunyai pengaruh penting dalam penerbangan dan pendaratan. Abbas di akhir akhir hidupnya juga sering bereksperimen dalam percobaannya,diantara temuan abbas lainnya seperti 
  • pembuatan gelas dari pasir,kristal dan kuarsa berkualitas tinggi,sehingga mampu menghasilkan gelas transparan
  • mempelajari lensa dan sifat dari kaca pembesar
Abbas tidak hanya terkenal sebagai penemu pesawat dan penerbangan,namun ia juga pernah membuat Al-Maqata,Al-maqata adalah jam air yang berfungsi dalam mencatat waktu
Berjalan waktu sekitar 12 tahun dari percobaan Abbas dalam menerbangkan dirinya,Abbas Meninggal pada usia ke 77 tahun,ia wafat pada tahun ke 887 M di Cordoba
 
Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana prestasi Abbas bin firnas dalam menemukan pesawat terbang,walaupun alat terbangnya hanya terbuat dari kerangka bambu dan hanya bisa mengudara selama 10 menit,namun dari percobaannya lah ditemukan pesawat modern seperti yang sobat liat di masa ini. Bahkan,banyak manusia dan Ilmuwan besar tertarik untuk mempelajari konsep terbang Abbas,salah satunya adalah Ilmuwan terkenal yang bernama Leonardo Da Vinci,salah satu Ilmuan besar dan pelukis Lukisan Mona Lisa.


Tak bisa dibayangkan bukan,? Ilmuan Muslim ini mampu membuat Ilmuwan terkenal seperti Leonardo da vinci tertarik terhadap buku yang ditulisnya. Tidak hanya Da Vin Ci,ternyata Wright bersaudara yang diklaim sejarah sebagai Penemu Pesawat juga mengembangkan pesawatnya dari kesuksesan abbas saat terbang,tak hanya itu,bahkan kesuksesan Wright bersaudara dalam mengembangkan pesawat juga terinspirasi dari Abbas yang lupa memasang ekor sayap agar bisa terkendali penuh.


Jadi,walaupun hanya nampak sederhana,namun prestasi penemuan Abbas ini telah menjadi kontributor dalam pengembangan pesawat modern,jadi sangat layak jika biografi Abbas bin firnas ini tercatat dalam sejarah penemu pesawat terbang. berkat jasa kontribusi Abbas terhadap perkembangan dunia,pada tahun 1979 M,kelompok kerja Nonmenklatur Sistem Planet menghargai penemuan Abbas dengan menamai sebuah kawah di bulan dengan nama "Ibn Firnas",guna mengormati jasa jasanya
Tidak hanya itu,ternyata Abbas ibn Firnas juga mendapatkan penghargaan lain seperti,
  • Didirikannya Sebuah Bandara untuk menghormati Jasa penemuan pesawat terbang Abbas,bandara ini diberi nama Bandara Ibn Firnas
  • Secara tidak langsung telah berkontribusi bagi kesuksesan pesawat wright bersaudara
·       Pesawat terbang pertama dibuat oleh seorang muslim.Pesawat pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan muslim bernama Abbas bin firnas,penemu muslim pesawat terbang ini mempunyai kisah sejarah yang unik
·       tidak hanya membuat pesawat untuk pertama kalinya,Abbas juga telah berkontribusi dalam kesuksesan pesawat yang dibuat oleh wright bersaudara,jadi jangan sampai salah lagi mengenai siapa yang pertama kali membuat pesawat?
·       walaupun sebagian sejarah mencatat bahwa wright bersaudara yang membuat pesawat,namun tetap penemuan Abbas bin Firnas ini di akui oleh ilmuwan ilmuwan barat,seperti leonardo da vinci
·       Sangat disayangkan jika umat muslim tidak tau peran penting Abbas bin Firnas terhadap perkembangan pesawat modern zaman sekarang ini,apalagi sampai tidak mengetahui biografi Abbas bin firnas,karena semua perjuangan abbas dalam menemukan pesawat tidak didapatkan dengan mudah,namun dibalik perjuangan itu,terdapat manfaat yang sangat besar dalam perkembangan transpotasi dunia sekarang


Rekayasa mekanika melambungkan nama Banu Musa di khazanah sains Islam. Melalui kemampuannya, Banu Musa menciptakan berbagai peralatan mesin yang terbilang pada masanya. Namun, sebenarnya bukan itu saja prestasinya. Banu Musa menoreh kan prestasi gemilang di ranah matematika. Kepakaran Banu Musa dalam matematika bahkan layak disejajarkan dengan sejumlah tokoh besar lainnya, seperti al-Khawarizmi (780-846 Masehi), al-Kindi (801-873), atau Umar Khayam (1048-1131). Matematika dijadikan pijakan bagi Banu Musa untuk menopang kemampuanya di bidang teknik.


Perlu diketahui, Banu Musa, atau keluarga Mu sa, terdiri dari tiga bersaudara: Jafar Mu hammad bin Musa bin Shakir, Ahmad bin Musa bin Shakir, dan al-Hasan bin Musa bin Shakir. Ketiganya merupakan putra dari seorang cendekiawan terkemuka abad ke-8, yakni Musa bin Shakir.
Banu Musa ikut andil dalam mendorong kemajuan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Bahkan, Banu Musa termasuk saintis Muslim pertama yang mengembangkan bidang ilmu hitung di dunia Islam melalui transfer pengetahuan dari peradaban Yunani. Lalu, Banu Musa membangun konsep dan teori baru, khususnya pada lingkup geometri. Dari tiga saudara tadi, adalah si sulung Jafar Muhammad yang berada di baris depan dalam kajian geometri. Selanjutnya diikuti oleh al-Hasan.
Sementara itu, Ahmad bin Musa membawa konsep matematika kepada aspek mekanika. Mereka terus bekerja bersama-sama hingga mencapai hasil yang sempurna. Banu Musa sangat tertarik dengan manuskrip ilmiah dari Yunani. Salah satunya berjudul Conics. Keseluruhan karya Appollonius ini terdiri dari delapan jilid. Diungkapkan Jere L Bacharach dalam Medieval Islamic Civilization, topik utama dari naskah tersebut membahas tentang geometri.


Banu Musa meminta bantuan dua sarjana terkemuka, yaitu Hilal bin Abi Halal al-Himsi dan Thabit bin Qurra, untuk menerjemahkan karya itu ke dalam bahasa Arab. Dalam buku MacTutor History of Mathematics, sejarawan sains John O’Connor dan Edmund F Robertson menyebut Banu Musa sebagai salah satu peletak dasar bidang geometri. Banu Musa berhasil menghubungkan konsep geometri dari matematika Yunani ke dalam khazanah keilmuan Islam sepanjang abad pertengah an. Di kemudian hari, Banu Musa menyusun risalah penting tentang geometri, yakni Kitab Marifat Masakhat al-Ashkal. Kitab tersebut sangat terkenal di Barat. Menyusul penerjemahannya ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 oleh Gerard of Cremona dengan judul Libertrium Fratum de Geometria.


Menurut O’Connor dan Robertson, terdapat beberapa kesamaan metodologi dan konsep geometri dari Banu Musa dengan yang diusung Apollonius. Namun, keduanya menegaskan pula bahwa banyak pula perbedaan yang muncul. Sebab, Banu Musa melakukan perbaikan dan membangun rumusrumus baru yang terbukti sangat efektif. Lebih jauh, Banu Musa menyempurnakan metode persamaan yang dirintis Eudoxus dan Archimedes.


Pakar matematika Muslim itu menambahkan rumus poligon dengan dua bidang sama luas. Sebelum diteruskan oleh Banu Musa, metode ini tidak banyak mendapat perhatian dan nyaris hilang dimakan zaman. Di sisi lain, Banu Musa membangun pola lebih maju terkait penghitung an luas serta volume yang mampu dijabarkan lewat angka-angka. O’Connor dan Robertson mengungkapkan, penggunaan sistem angka merupakan keunggulan dari metode geo metri awal warisan peradaban Islam. Hal lain diungkapkan oleh Shirali Kadyrov melalui tulisannya Muslim Contributions to Mathematics.
Menurut dia, Banu Musa juga menje laskan mengenai angka konstan phi. Ini adalah besaran dari hasil pembagian diameter lingkaran. Banu Musa mengatakan, konsep ini pernah dipakai Archimedes. Namun, pada saat itu pemikiran Archimedes dinilai masih kurang sempurna. Sezgin, seorang ahli matematika Barat, menganggap bukti temuan Banu Musa merupakan fondasi kajian geometri pada masa berikutnya.


Hal serupa disampaikan Roshidi Rashed dalam History of a Great Number. Di samping itu, mereka menciptakan pemecahan geometri dasar untuk menghitung luas volume. Laman isesco.org menyatakan, sumbangan Banu Musa yang lain yakni ketika menemukan metode dan praktik geometri yang ringkas serta mudah diaplikasikan. Dalam membentuk lingkaran, misalnya, bisa dikerjakan dengan memakai besi siku atau jangka. Masing-masing ujung besi siku itu diletakkan di titik berbeda. Kemudian diambil sudut tertentu. Ambil salah satu ujung sebagai tumpuan dan ujung lainnya diputar melingkar. Maka dihasilkan sebuah lingkaran sempurna.


Berdasarkan pengamatan Victor J Katz dan Annete Imhausen pada The Mathematics of Egypt, Mesopotamia, China, India and Islam, kajian geometri mencapai tahap tertinggi melalui pemikiran dan karya Banu Musa. Inti gagasan mencakup sejumlah operasi penghitungan kubus, lingkaran, volume, kerucut, dan sudut. Selain Kitab Marifat, Muhammad bin Musa menulis beberapa karya geometri yang penting. Salah satunya menguraikan tentang ukuran ruang, pembagian sudut, serta perhitungan proporsional. Hal ini terutama digunakan untuk menghitung pembagian tunggal antara dua nilai tertentu. Sedangkan, al-Hasan mengerjakan penelitian untuk menjabarkan sifat-sifat geometris dari elips.