Biografi Ibnu Bajjah
Pria yang bernama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin as-Sai`igh ini dikenal menguasai sejumlah bidang keilmuan, seperti filsafat, matematika, biologi, astronomi, logika, tata bahasa, sastra, dan musik. Orang mengenalnya sebagai Ibnu Bajjah yang dilahirkan di Saragossa, utara Spanyol pada 475 Hijriyah dan tutup usia di Fez (Maroko) pada Ramadhan tahun 533 Hijriyah. Ibnu Bajjah menulis beberapa komentar tentang Aristoteles. Hal sama juga dilakukan para filsuf paripatetik atau masyaiyah lainnya, seperti Abu Ya'qub al-Kindi, Abu Nasr al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd.
Dia dijuluki al-wazir al-hakim
atau menteri yang ahli hikmah. Dia telah mendapatkan nama dan ketenaran setelah
memegang jabatan menteri untuk dua penguasa. Pertama di Saragossa yang ketika
itu dikuasai dinasti al- Murabitun pada 503/1110. Setelah itu, Ibnu Bajjah
diangkat menjadi wazir oleh penguasa Yahya bin Yusuf bin Tashufin selama 20
tahun.
Berikut adalah tiga hal yang
berkaitan dengan kehidupan sang alim.
Pemikiran dan Kitab Karangannya
Pemikiran filosofisnya tercermin
dalam Risalah Ittisal al-'Aql bil-Insan (Risalah tentang Keterkaitan Intelek
dengan Manusia) dan kitab Tadbirul Mutawahhid. Karyanya yang bertahan adalah
Kitabun Nafs (Buku tentang Jiwa), sebuah risalah filosofis tentang psikologi
yang memengaruhi intelektual setelahnya, seperti Ibnu Tufayl dan Ibnu Rusyd. Selain keduanya, karya Ibnu Bajjah
juga mewarnai dunia intelektual di Barat. Di sana dia dikenal sebagai Avempace.
Gagasannya tentang jiwa dan falsafah dibahas dalam bahasa Latin dan Ibrani.
Karyanya, seperti Tadbirul
Mutawahhid, Risalah Ittisal, dan Risalatul Wada diterjemahkan ke dalam bahasa
Ibrani dan dibaca secara luas di Eropa. Ibnu Rusyd mengakui dalam bukunya
Talkhis Kitabun Nafsbahwa apa yang ia nyatakan tentang pikiran adalah pandangan
Ibn Bajjah dan filsuf Muslim sebelumnya secara kritis.
Kitab tentang Jiwa
Teks Kitabun Nafssudah tak lagi
lengkap.Beberapa halamannya hilang. Dalam buku ini, Avempace telah memberikan
penjelasan tentang sifat Jiwa di bawah 11 bab yang masing- masing dimaksudkan
untuk menjelaskan dimensi tertentu.
Kitabun NafsIbnu Bajjah adalah
risalah filosofis tentang psikologi. Buku ini merujuk kepada buku De
Animakarangan Aristoteles, Plato, Alexander Aphrodisias, Galen, dan Themistius.
Dari para filsuf Muslim, ia mengacu pada Farabi dengan kagum dan juga
menyebutkan Ghazali dengan hormat.
Filsuf Muslim lainnya seperti Ibnu
Sina juga membahas tentang jiwa, seperti dalam karyanya, Kitabun Najat.
Pandangan psikologis Ibnu Sina dibahas panjang lebar oleh intelektual Islam
Prof Fazlurrahman dalam karyanya berjudul Avicenna's Psychology.
Pembahasan Jiwa
Dalam Kitabun Nafs,Ibn Bajjah
memaparkan analisis psikologi yang dinamis. Di dalamnya ada penjelasan ayat
Ilahi tentang jiwa beserta bagiannya. Dia telah mengadopsi metodologi studi
falsafah yang mendasarkan pada metafisika dan psikologi. Menurut dia,
pengetahuan dalam diri manusia adalah hasil observasi yang menandakan
keberadaannya.
Pengetahuan adalah anugerah yang
tidak datang dengan sendirinya. Di dalamnya ada hidayah Ilahi, yang membuat
seseorang mengetahui banyak hal tentang alam dan kehidupan sekitarnya. Dia tak
semata-mata terkait dengan yang kasat mata, tapi juga batin. Unsur metafisis yang menyertai
berbagai realitas telah menjadi objek kajian filsuf masyaiyah di berbagai
zaman. Seperti filsuf Muslim lainnya, Ibnu Bajjah membahas teori pengetahuan,
jiwa, kenabian, dan penciptaan.