23
May
Dibaca 8890 Kali
2022
Al-Dinawari atau yang
bernama lengkap Ahmad bin Daud al-Dinawari atau Abu Hanifah lahir di kota
Dinawari pada tahun 820 Masehi. Ayahnya bernama Abu Hanifah Ahmad bin Dawud bin
Wanand. Sang ilmuwan Muslim ini sejak kecil sudah menunjukkan minatnya yang
tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Beliau mempelajari beragam ilmu seperti
astronomi, matematika dan mekanik di Ishafan, Iran. Ia adalah seorang ilmuwan
Islam yang terkenal karena salah satu karyanya yang sangat berpengaruh dalam
perkembangan ilmu botani, yaitu kitab al-Nabat. Kitab ini memuat
diskripsi mengenai ratusan jenis tanaman dan penjelasan mengenai berbagai jenis
tanah, karakteristik, kualitas, sifat, serta tanah mana yang baik untuk
ditanami.
Sejatinya, al-Dinawari
bernama lengkap Abu Hanifah Ahmad Ibnu Dawud al-Dinawari. Insinyur asal Persia
itu dikenal sebagai ilmuwan serba bisa. Selain sebagai perintis botani,
al-Dinawari juga dikenal menguasai beragam ilmu, seperti astronomi, pertanian,
metalurgi, geografi, matematika, dan sejarah. Selain itu, ilmu bahasa dan
sastra juga telah membetot perhatian al-Dinawari. Untuk mempelajari bahasa dan
sastra, al-Dinawari harus hijrah ke dua kota penting di Irak pada zaman kejayaan Dinasti
Abbasiyah, yakni Kufah dan Basrah. Ketika Revolusi Pertanian Islam bergulir di era
kekhalifahan, para insinyur Muslim berhasil mencapai kemajuan yang begitu
gemilang dalam ilmu tumbuh-tumbuhan alias botani. Para ahli botani Muslim di
zaman keemasan Islam mam pu menampilkan keahliannya dalam agronomi, agroteknik,
meteorologi, klimatologi, hidrologi, penguasaan lahan, serta manajemen usaha
pertanian. Tak cuma itu, para ahli botani dan pertanian Muslim juga sudah
menguasai beragam pengetahuan lainnya, seperti ekologi, pertanian, pedologi,
irigasi, serta pengetahu an penunjang pertanian lainnya. Berkat penguasaan pengetahuan
itulah, Revolusi Hijau yang dikembangkan dunia Islam mencapai puncak
kesuksesan. Salah seorang insinyur Muslim yang menjadi otak di balik kesuksesan
Revolusi Hijau itu adalah ad- Dinawari (828-896 M). Toufic Fahd (1996), dalam
bukunya bertajuk Bo tany and Agriculture menabal kan ad-Dinawari sebagai pendiri
botani atau ilmu tumbuh-tumbuhan di dunia Islam.
Sejatinya, dia layak
ditahbiskan sebagai Bapak Botani. Botani merupakan kajian saintifik untuk
kehidupan tumbuhan. Sebagai satu cabang biologi, botani kadang kala dirujuk
sebagai sains tumbuhan atau biologi tumbuhan. Botani merangkumi berbagai
disiplin saintifik yang mengkaji struktur, pertumbuhan, pembiakan, metabolisme,
perkembangan, penyakit, ekologi, dan evolusi tumbuhan. Sang insinyur telah
menulis sebuah buku botani yang sangat menakjubkan pa da abad ke-9 M yang
berjudul Kitab al-Nabat (Buku Tumbuhtumbuhan).
Dalam kitabnya itu, ad-Dinawari
mam pu menjelaskan sekitar 637 jenis tanaman. ‘’Ad-Dina wari pun memba has
evolusi tanaman mulai dari kemunculan hingga kematian,’‘ ungkap Taufic Fahd.
Tak hanya itu, sang insinyur juga mengupas fase pertumbuhan tanaman, produksi
bunga, dan buah. Sejatinya, ad-Dinawari bernama lengkap Abu Hanifah Ahmad ibnu
Dawud Dinawari. Insinyur asal Persia itu dikenal sebagai il muwan serbabisa.
Selain sebagai perintis botani, ad-Dinawari juga dikenal menguasai beragam
ilmu, seperti astronomi, pertanian, metalurgi, geografi, matematika, dan
sejarah. Ad-Dinawari terlahir pada ta hun 828 M di Kota Dinawar perbatasan
antara wilayah Hamadan dan Ker manshahkini berada di Iran Barat. Ayahnya
bernama Abu Hanifa Ahmad bin Dawud bin Wanand.
Sang ilmuwan Muslim ini sejak
kecil sudah menunjukkan minatnya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Ia
mempelajari beragam ilmu, seperti astronomi, mate matika, dan mekanik di
Ishafan, Iran. Selain itu, ilmu bahasa dan sastra juga telah membetot perhatian
ad-Dinawari. Untuk mempelajari bahasa dan sastra, ad-Dinawari harus hijrah ke
dua kota penting di Irak pada zaman kejayaan Dinasti Abbasiyah, yakni Kufah dan
Bas rah. Sang ilmuwan Muslim fenomenal itu meninggal dunia pada 24 Juli 896 M
di kota kelahirannya, Di na war. Nama ad-Dinawari pun diambil dari kota tempat
kelahiran dan kematiannya.
Kontribusi Sang Ilmuwan
Botani- Bidang Botani
Pada abad ke-9 M, al-Dinawari telah menemukan ilmu
tumbuhan-tumbuhan alias botani. Ia mengupas dan membedah botani lewat karyanya
Kitab Al-Nabat (Buku Tumbuh-Tumbuhan) yang terdiri atas enam
volume. Sayangnya, beberapa volume telah punah, hanya volume ketiga dan kelima
yang tersisa. Meski begitu, volume keenam dari kitabnya itu telah menjadi
bagian rekonstruksi dasar dalam kutipan dari karya terakhirnya.
Dalam kitabnya itu, ad Dinawari menguraikan sekitar
637 jenis tanaman. Buku itu ditulis dalam bahasa Arab. Sang ilmuwan menjelaskan
aneka jenis tanaman yang ditemuinya dari huruf sin sampai ya. Tak hanya itu,
dia juga mendiskusikan evolusi tanaman dari tumbuh/hidup sampai mati,
penjelasan tahap tanaman tumbuh, dan memproduksi buah dan bunga. Buku itu
menjadi sumber utama tentang tanaman-tanaman dan penggolongan analisis
(morfologi), morfologi tanah dan tentang ilmu air. Selain itu, buku yang
fenomenal itu juga menjadi risalah tata bahasa paling lengkap dalam nama-nama
tanaman.- Bidang Astronomi dan Meteorologi
Bagian dari bukunya tentang tanaman juga
menguraikan peranan astronomi dan meteorologi Islam dalam pertanian. Ia sudah
bisa menentukan awal musim dengan fenomena alam tersebut. Fenomena alam
lainnya, seperti badai, guntur, kilat, salju, banjir, lembah, sungai, danau,
sumur-sumur, dan sumber air lainnya dikaji dan dibahas. Semua itu digunakan
untuk kepentingan pertanian.- Bidang Ilmu Bumi
Bagian dari buku tentang tanaman milik al-Dinawari
juga menguraikan ilmu bumi dalam konteks pertanian. Dia memasukkan batu dan
pasir serta menjelaskan perbedaan tipe-tipe tanah serta menandakan tipe-tipe
yang cocok untuk tanaman, kualitasnya, dan kandungan tanah yang baik.- Bidang Sejarah
Lewat kitab Al-Akhbar At-Tiwal,
al-Dinawari juga dianggap sebagai seorang sejarawan. Selain menceritakan zaman
pra-Islam, buku sejarahnya juga mengisahkan hari-hari terakhir kekuasaan
Dinasti Umayyah di Khurasan. Dalam buku itu, diceritakan bagaimana Marwan II
Khalifah Terakhir Dinasti Umayyah dikalahkan oleh pasukan Abbasiyah.
Al-Dinawari telah banyak
menulis karya di bidang ilmu pengetahua. Karya-karya beliau di bidang ilmu
murni, adalah sebagai berikut:- Kitab al Jabar wa 'l-Muqabala (Buku al-Jabar)
- Kitab al-Nabat (Buku tumbuh-tumbuhan)
- Kitab al-Kusuf (Buku tentang gerhana matahari)
- Kitab al-Radd ala Rasad al-Isfahani (Pertentangan
tentang observasi-observasi Isfahani)
- Kitab al-Hisab (Buku tentang kalkulus)
- Kitab Baht fi Hizab al-Hind (Analisa tentang
kalkulus India)
- Kitab al-Jam Wa'l-Tafriq (Buku tentang aritmatika)
- Kitab al-Qibla wa'lZiwal (Buku orientasi
bintang-bintang)
- Kitab al-Anwa (Buku tentang cuaca)
- Kitab Islah al-Mantiq (Perbaikan
berdasarkan logika)
Beliau juga banyak menyusun
buku di bidang sosial dan sastra. Karya-karyanya adalah sebagai berikut:- Kitab al Jabar wa 'l-Muqabala (Buku
al-Jabar)Kitab al-Nabat (Buku tumbuh-tumbuhan)Kitab al-Kusuf (Buku
tentang gerhana matahari)Kitab al-Radd ala Rasad al-Isfahani (Pertentangan
tentang observasi-observasi Isfahani)Kitab al-Hisab (Buku
tentang kalkulus)Kitab Baht fi Hizab al-Hind (Analisa
tentang kalkulus India)Kitab al-Jam Wa'l-Tafriq (Buku
tentang aritmatika)Kitab al-Qibla wa'lZiwal (Buku
orientasi bintang-bintang)Kitab al-Anwa (Buku tentang
cuaca)Islah al-Mantiq (Perbaikan berdasarkan
logika)Kitab Akhbar al-Tiwal (Sejarah umum)
- Kitab al-Kabir (Buku sejarah ilmu pengetahuan)
- Kitab al-Fisha (Buku tentang cara berpidato)
- Kitab al-Buldan ( Buku tentang geografi)
- Kitab al-Shi'r wa'l-Shu'ara (Buku tentang puisi
dan sajak)
- Kitab Ansab al-Akrad (Keturunan
suku-suku kurdi)