22
May
Dibaca 14701 Kali
2022

Fathimah binti Muhammad Al FihriyahAl Qurosyiyah Fatimah al-Fihri, nama yang hampir terlupa dalam dunia
pendidikan. Padahal dialah Muslim pertama yang mendirikan perguruan tinggi. Dengan
latar belakang sebagai pedagang, ia berhasil membangun masjid yang kemudian
menjadi universitas. Universitas pertama dalam sejarah Islam. Dalam setiap
periodesasi sejarah, selalu ada nama perempuan hebat yang dilahirkan. Pada abad
ke-9, misalnya, muncul nama Fatimah al-Fihri. Seorang putri saudagar kaya asal
Tunisia yang dilahirkan pada tahun 800 M. Nama lengkapnya Fatimah Muhammad
al-Fihri, sering dijuluki Oum al-Banine, yang berarti ibu dari anak-anak Fes.
Ayah Fatimah, Muhammad al-Fihri, seorang pengusaha sukses di kota Tunisia yang
kemudian bermigrasi ke Fes, Maroko.
Fatimah al-Fihri hidup dalam keluarga yang
sangat kaya dan keturunan bangsawan. Meskipun berasal dari keluarga kaya dan
bangsawan, mereka memiliki kepedulian dan kepekaan pada sesama serta memiliki
jiwa sosial yang tinggi. Sering menyambung silaturahmi dengan semua kalangan
dan gemar berderma. Fatimah al-Fihri mempunyai saudara perempuan yang bernama
Maryam. Kakak-beradik ini memperoleh pendidikan mumpuni. Mereka berdua tumbuh
dalam lingkungan cinta ilmu, mencintai ilmu-ilmu keagamaan dan juga ilmu umum
atau sains, khususnya arsitektur dan bangunan. Di masa Raja Idris ll, awal abad
ke-9, Fatimah beserta keluarganya hijrah dari Qayrawan (Tunisia), ke Kota Fez
di Maroko. Fez kala itu terkenal sebagai kota metropolitan, dengan penduduk
Muslim non-Arab. Kota yang sangat maju. Aktivitas ekonomi saat itu berkembang
sangat pesat. Menariknya, di sana terjadi harmoni antara kebudayaan
kosmopolitan dan budaya tradisional.
Dari sini, Kota Fez berkembang menjadi
salah satu kota Muslim yang berpengaruh besar dan diperhitungkan. Di Kota Fez,
keluarga Fatimah al-Fihri terus mengembangkan sayap bisnis. Mereka menjadi
pengusaha Muslim yang sukses. Harta kekayaannya melimpah. Namun, dalam waktu
yang tidak terlalu lama, Fatimah muda ditinggal oleh ayah dan suaminya
tercinta. Tinggallah Fatimah bersama saudara kandungnya, Maryam. Dua wanita
muda ini sepakat akan menggunakan semua warisan kedua orang tuanya untuk
membangun masjid dan universitas. Mereka bergaul dengan semua lapisan
masyarakat tanpa memandang kelas sosial. Sejak awal menetap di distrik barat
Kota Fes, Maroko, Fatimah dan Maryam mempunyai tekad dan cita-cita untuk
kemajuan masyarakat di kota tersebut. Fatimah memilih untuk membangun masjid,
yang dinamakan al-Qarawiyyin (terkenal juga dengan julukan Masjid Jami’
al-Syurafa’). Sementara Maryam membangun masjid al-Andalus, di Spanyol. Dua
masjid ini kemudian bertransformasi menjadi universitas, yang kelak menjadi
kiblat dunia pendidikan modern. Mulai dari kurikulum, sistem pengajaran, sampai
ke urusan simbol akademik. Hingga kini, pakaian mahasiswa (toga) ala Fatimah
al-Fihri masih dipakai oleh kampus-kampus di segenap penjuru dunia. Toga yang
berbentuk segi empat itu merupakan simbol yang diinspirasi dari bentuk Ka'bah
di Makkah, sebagai kiblat umat Islam.
Pembangunan Masjid al-Qarawiyyin dimulai
pada Ramadhan 245 H/859 M. Fatimah turut serta mengontrol dan mengarahkan semua
hal yang berhubungan dengan pembangunan Masjid al-Qarawiyyin. Mulai dari
pemilihan lokasi strategis hingga terkait dengan arsitektur bangunannya. Konon,
Fatimah gemar berpuasa sunnah selama pembangunan berlangsung. Seluruh biayanya
berasal dari kantong pribadinya. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 861 M,
masjid megah al-Qarawiyyin dapat berdiri tegak dan mulai beroperasi. Di Masjid
al-Qarawiyyin inilah dilangsungkan sistem pendidikan formal setingkat
universitas. Masjid ini menjadi cikal berdirinya Universitas al-Karaouine
(al-Qarawiyyin) di Fez, Maroko. Setelah beberapa waktu, barulah dibangun kelas
dan ruang belajar.
Guiness Book of World Records pada tahun 1998 mencatat
universitas ini sebagai kampus tertua di dunia. Jauh sebelum lahirnya
Universitas al-Azhar Mesir, Universitas Cambridge, Harvard, Oxford, dan yang
lainnya. Di Eropa sendiri, University of Bologna di Italia baru berdiri pada
abad ke-11 M. Kemudian diikuti oleh University of Paris di Prancis dan Oxford
University di Inggris pada abad ke-12 M. Tak lama, Masjid al-Qarawiyyin menjadi
salah satu tujuan para penuntut ilmu dari berbagai penjuru, mulai Maroko,
Jazirah Arab, bahkan Eropa dan Asia. Jumlah mahasiswanya pada abad ke-14 M
sudah lebih dari 8.000 orang. Pada masa al-Murabithi berkuasa, para ulama
diberi tugas mulia untuk mengajar di Universitas al-Qarawiyyin. Kota itu
berubah menjadi kota yang dipenuhi oleh aktivitas keilmuan (nasyr al-ilm wa
thalab al-ilm). Sedemikian pesatnya penyebaran ilmu pengetahuan, Kota Fez mampu
bersanding dengan pusat ilmu tersohor pada masa itu, yakni Cordova. Adapun di
antara cabang ilmu yang diajarkan di Universitas al-Qawariyyin meliputi ilmu
tafsir, fiqih, bahasa Arab, kedokteran, matematika, filsafat, musik, sejarah,
kimia, astronomi, retorika, dan arsitektur.
Pada saat itu, Universitas
al-Qarawiyyin dianggap sebagai pusat intelektual utama di Mediterania. Reputasi
yang sangat baik bahkan menyebabkan tokoh Gerber dari Auvergne ikut menjadi
mahasiswa Universitas Masjid al-Qawariyyin. Gerber kemudian menjadi Paus
Silvester II dan kemudian memperkenalkan angka Arab dan angka nol ke seluruh
Eropa. Universitas al-Qawariyyin terus berkembang sebagai kampus inklusif yang
menjadi sinar pencerah bagi dunia, tanpa diskriminasi. Tidak hanya terbuka bagi
kalangan Muslim, tapi juga diperuntukkan untuk semua. Banyak mahasiswa beragama
Yahudi dan Kristen ikut mengeyam bangku pendidikan di sini.
Universitas pertama di dunia ini
telah meluluskan banyak sosok pemikir dan ilmuwan Muslim terkemuka. Beberapa di
antaranya yaitu Abu Abullah Al-Sati, Abu al-Abbas al-Zawawi, Ibnu Rashid
Al-Sabti (wafat 1321 M), Ibnu al-Haj al-Fasi (wafat 1336 M), Abu Madhab al-Fas,
Ibn al-‘Arabi (wafat 1240), Ibnu Khaldun (wafat 1395), Ibnu al-Khatib,
Alpetragius (Al-Bitruji), Ibnu Harazim, Allal al-Fassi, Leo Africanus, Abd
el-Karim el-Khattabi, Maimonides (Ibnu Maimun), Muhammad Taqiuddin al-Hilali,
Abdullah al-Ghumari, dan banyak ilmuwan lain. Tidak salah, Fatimah al-Fihri,
wanita hebat yang telah mendedikasikan 80 tahun umurnya untuk kemajuan
peradaban dunia. Universitas yang mula-mula digagasnya dari pembangunan masjid,
kini dijadikan rujukan oleh dunia. Fatimah al-Fihri yang wafat pada tahun 266
H/880 M telah meninggalkan karya monumental yang menjadi karya sejarah besar
dalam peradaban dunia. Namanya tercatat sebagai sosok perempuan yang memiliki
cita-cita besar dan kukuh dengan prinsip yang dipegangnya. Wanita Muslim ini
meneguhkan darma baktinya bagi umat dan peradaban.